“Asyik, seru!” Inilah respon yang mugkin keluar dari mulut anak-anak ketika ditanya alasan mereka menyukai video/online game. Ketika memainkannya, kendali ada ditangan mereka. Anak bebas menentukan perannya dan target yang ia ingin capai. Sayangnya di satu sisi, games memang dirancang untuk itu: membuat pemainnya betah berjam-jam memainkannya.
Dengan teknologi Internet, game kini dapat dimainkan secara berjamaah dari tempat berbeda. Tantangannya pun semakin menggoda. Lantas bagaimana game memengaruhi anak-anak? Apa manfaat positif dan dampak negatif video/online game?
Ikatan emosi
Bermain video/online game pada dasarnya melibatkan emosi anak. Rasa penasaran, fantasi, ketegangan, dan upaya untuk menang campur aduk di dalamnya. Sisi emosional ini kadang memicu anak susah tidur hingga merasuk ke bawah sadar mereka. Tak heran aktivitas ini selalu dirindukan dan ditungu-tunggu oleh anak. Apalagi teknologi game saat ini semakin canggih: tampilan gambar semakin riil dan semakin interaktif Mereka bisa menjadi jenderal, gubernur, tentara, pemain bola ternama, dan apa saja. Begitu menyenangkan sekaligus menghanyutkan.
Begitu mudahnya game untuk disukai anak-anak, orangtua dituntut lebih waspada terhadap beberapa hal berikut.
- Anak belum bisa memisahkan fantasi dan realitas. Tidak semua games ditujukan untuk anak-anak. Orangtua harus tahu dan selektif terhadap games yang dimainkan anak.
- Kekerasan ditampilkan dalam versi yang tidak menyeluruh. Anak bisa saja mengira kekerasan adalah sebuah kewajaran atau lelucon.
- Sebagian besar game dirancang dari kacamata maskulin. Perempuan sering ditempatkan sebagai korban kekerasan. Ihwal ini bisa berujung pada konsepsi yang salah mengenai gender.
- Kini perangkat lunak game semakin mudah diakses anak-anak.
Manfaat Positif
- Melatih koordinasi motorik anak. Beberapa game sengaja dirancang untuk mengasah gerak dan koodinasi fisik anak.
- Mengasah daya konsenterasi anak.
- Mengembangkan kemampuan anak dalam memahami konsep. Game dibuat dengan skenario tertentu, dan anak diajak menjalani scenario tersebut untuk memenangkan permainan.
- Dapat dijadikan medium untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.
- Mengasah keterampilan bekerja dalam tim dan berinteraksi sosial.
- Medium untuk belajar merencanakan, mengatur, dan membuat keputusan.
Dampak negatif
- Games mengajarkan sifat individualis. Anak menjadi sulit berinteraksi dan berbaur dengan lingkungannya.
- Mendorong sifat agresivitas anak. Kekerasan kerap menjadi jualan bagi sebuah game. Terlalu sering terpapar materi kekerasan membuat anak menjadi agresif, bahkan mempersepsikan kekerasan sebagai hal biasa.
- Anak menomorduakan pelajaran. Terlalu asyik dengan games memicu anak melupakan kewajiban mereka untuk belajar.
- Kecanduan. Ini menjadi sumber penyakit lainnya. Jika sudah kecanduan, anak semakin sulit diajak berinteraksi dengan lingkungannya, agresif, dan mengabaikan tugas sekolah.
- Gangguan kesehatan dan konsenterasi.